Hujan asam diartikan sebagai segala macam hujan dengan pH di bawah 5,6. Hujan secara alami bersifat asam (pH sedikit di bawah 6) karena karbondioksida (CO2) di udara yang larut dengan air hujan memiliki bentuk sebagai asam lemah. Jenis asam dalam hujan ini sangat bermanfaat karena membantu melarutkan mineral dalam tanah yang dibutuhkan oleh tumbuhan dan binatang.
Hujan asam disebabkan oleh belerang (sulfur) yang merupakan pengotor dalam bahan bakar fosil serta nitrogen di udara yang bereaksi dengan oksigen membentuk sulfur dioksida dan nitrogen oksida. Zat-zat ini berdifusi ke atmosfer dan bereaksi dengan air untuk membentuk asam sulfat dan asam nitrat
yang mudah larut sehingga jatuh bersama air hujan. Air hujan yang asam
tersebut akan meningkatkan kadar keasaman tanah dan air permukaan yang
terbukti berbahaya bagi kehidupan ikan dan tanaman. Usaha untuk
mengatasi hal ini saat ini sedang gencar dilaksanakan.
Secara sederhana, reaksi pembentukan hujan asam sebagai berikut:
Bukti terjadinya peningkatan hujan asam diperoleh dari analisis es kutub. Terlihat turunnya kadar pH sejak dimulainya Revolusi Industri
dari 6 menjadi 4,5 atau 4. Informasi lain diperoleh dari organisme yang
dikenal sebagai diatom yang menghuni kolam-kolam. Setelah
bertahun-tahun, organisme-organisme yang mati akan mengendap dalam
lapisan-lapisan sedimen di dasar kolam. Pertumbuhan diatom akan
meningkat pada pH tertentu, sehingga jumlah diatom yang ditemukan di
dasar kolam akan memperlihatkan perubahan pH secara tahunan bila kita
melihat ke masing-masing lapisan tersebut.
Sejak dimulainya Revolusi Industri, jumlah emisi sulfur dioksida dan
nitrogen oksida ke atmosfer turut meningkat. Industri yang menggunakan
bahan bakar fosil, terutama batu bara,
merupakan sumber utama meningkatnya oksida belerang ini. Pembacaan pH
di area industri kadang-kadang tercatat hingga 2,4 (tingkat keasaman cuka). Sumber-sumber ini, ditambah oleh transportasi, merupakan penyumbang-penyumbang utama hujan asam.
Masalah hujan asam tidak hanya meningkat sejalan dengan pertumbuhan populasi dan industri tetapi telah berkembang menjadi lebih luas. Penggunaan cerobong asap yang tinggi untuk mengurangi polusi
lokal berkontribusi dalam penyebaran hujan asam, karena emisi gas yang
dikeluarkannya akan masuk ke sirkulasi udara regional yang memiliki
jangkauan lebih luas. Sering sekali, hujan asam terjadi di daerah yang
jauh dari lokasi sumbernya, di mana daerah pegunungan cenderung memperoleh lebih banyak karena tingginya curah hujan di sini.
Terdapat hubungan yang erat antara rendahnya pH dengan berkurangnya populasi ikan
di danau-danau. pH di bawah 4,5 tidak memungkinkan bagi ikan untuk
hidup, sementara pH 6 atau lebih tinggi akan membantu pertumbuhan
populasi ikan. Asam di dalam air akan menghambat produksi enzim dari
larva ikan trout untuk keluar dari telurnya. Asam juga mengikat logam beracun seperi alumunium di danau. Alumunium akan menyebabkan beberapa ikan mengeluarkan lendir berlebihan di sekitar insangnya sehingga ikan sulit bernapas. Pertumbuhan Phytoplankton yang menjadi sumber makanan ikan juga dihambat oleh tingginya kadar pH.
Tanaman dipengaruhi oleh hujan asam dalam berbagai macam cara. Lapisan lilin pada daun
rusak sehingga nutrisi menghilang sehingga tanaman tidak tahan terhadap
keadaan dingin, jamur dan serangga. Pertumbuhan akar menjadi lambat
sehingga lebih sedikit nutrisi yang bisa diambil, dan mineral-mineral
penting menjadi hilang.
Ion-ion beracun yang terlepas akibat hujan asam menjadi ancaman yang
besar bagi manusia. Tembaga di air berdampak pada timbulnya wabah diare
pada anak dan air tercemar alumunium dapat menyebabkan penyakit Alzheimer.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar