Jika kapal laut hanya dapat mengapung di
permukaan air, maka kapal selam, selain dapat mengapung, dapat juga
melayang dan tenggelam di dalam air laut. Karena kemampuannya tersebut,
kapal selam sangat cocok digunakan dalam bidang militer dan penelitian.
Bentuk badan kapal selam dirancang agar dapat mengapung, melayang,
dan tenggelam dalam air. Selain itu, dirancang untuk dapat menahan tekanan
air di kedalaman laut.
Bagaimana cara kerja kapal selam?
Ketika kapal selam sedang mengapung, melayang, dan
tenggelam! Badan kapal selam mempunyai rongga udara yang berfungsi
sebagai tempat masuk dan keluarnya air atau udara. Rongga ini terletak di
lambung kapal. Rongga tersebut dilengkapi dengan katup pada bagian atas
dan bawahnya. Ketika mengapung, rongga terisi dengan udara sehingga
volume air yang dipindahkan sama dengan berat kapal. Sesuai dengan prinsip
Archimedes, kapal selam akan mengapung. Ketika rongga katup atas dan
katup bawah pada rongga kapal selam dibuka, maka udara dalam rongga keluar
atau air masuk mengisi rongga tersebut. Akibatnya, kapal mulai
tenggelam. Katup akan ditutup jika kapal selam telah
mencapai kedalaman yang diinginkan. Dalam keadaan ini, kapal selam
dalam keadaan melayang. Jika katup udara pada rongga dibuka kembali maka
volume air dalam rongga akan bertambah sehingga kapal selam akan
tenggelam Jika kapal selam akan muncul ke permukaan dari keadaan
tenggelam, air dalam rongga dipompa keluar sehingga rongga hanya terisi
udara. Dengan demikian, kapal selam akan mengalami gaya apung yang
dapat menyamai berat kapal selam. Akibatnya, kapal selam akan naik ke
permukaan dan mengapung.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar